Jumat, 11 Maret 2011

DI USIA 40 TAHUN BERBAHAYAKAH FUTSAL BAGI KESEHATAN JANTUNG?



Tak sedikit olahragawan yang menderita serangan jantung atau kematian mendadak saat bermain tenis, menyelam, atau berjalan. Bahkan beberapa artis di Indonesia mengalami serangan jantung setelah bermain sepak bola atau futsal seperti pelawak Srimulat Basuki. Kejadian ini mungkin memberi kesan bahwa olahraga berat berbahaya ke jantung.


Permasalahannya yang terjadi mungkin :
1. Faktor usia. Di usia 40 tahun pembuluh darah sudah mulai mengecil ukurannya akibat proses alami degeneratif maupun karena pola makan.

2. Olah raga ini dilakukan malam hari. Padahal siklus biologis tubuh membutuhkan istirahat pada jam itu. Tetapi karena dari pagi sampai sore jadwal pekerjaan padat, mungkin ini hanya sempat dilakukan saat malam.

3. jenis olahraga yang bersifat kompetitif, dengan stressor tinggi seperti sepak bola, tenis, bulu tangkis  apalagi angkat besi, sebaiknya dihindari di usia memasuki 40 an. Olahraga seperti ini bersifat tidak ritmik, terkadang tubuh santai, terkadang harus mengeluarkan kekuatan penuh untuk berlari atau mengayun.

Olah raga yang cocok usia 40 an adalah berenang santai, jogging, bersepeda santai dan jalan pagi. Memaksa dengan olah raga prestasi seharusnya dihindari, kecuali atlit profesional. Itu pun atlit profesional banyak yang pensiun di umur 40 an. Serangan jantung terjadi ketika darah mengalir ke jantung berkurang atau benar-benar diblokir, yang menyebabkan rasa sakit  di dada. Jika tidak segera diobati, jaringan jantung yang terkena akan mati. Sebelum serangan, sebagian besar korban mengalami angina (nyeri dada) yang diprovokasi oleh penyumbatan aliran darah ke jantung.

Namun, sepertiga dari semua serangan jantung terjadi tanpa tanda peringatan. Para korban menderita gangguan sporadis aliran darah ke jantung untuk alasan yang tidak diketahui, meskipun mereka secara bertahap merusak jaringan jantung. Bahkan meskipun jantung sudah rusak, individu yang terserang terlihat fit dan kuat.

Sebagian besar kematian mendadak dikarenakan cacat jantung bawaan. Hypertrophic cardiomyopathy (HCM) adalah penyebab paling umum tiba-tiba, kematian jantung tak terduga antara usia 12-32 tahun. Penyebab paling umum kedua kematian mendadak adalah kelainan kongenital pada pembuluh darah arteri jantung (congenital coronary artery anomalies). Arteri ini menyuplai darah ke jantung. Kematian mendadak mungkin merupakan tanda pertama dari kondisi ini dan biasanya dipicu oleh olahraga. Sekitar 25 persen mungkin mengalami gejala berupa palpitasi (jantung berdebar)  dan syncope (pingsan).

Riwayat pribadi dan keluarga juga sangat penting. Namun untuk mendeteksi dari beberapa kondisi yang menyebabkan kematian mendadak pada atlet sangat sulit. Sering, riwayat keluarga merupakan faktor risiko saja. Faktor-faktor yang akan menempatkan atlet pada peningkatan risiko kematian mendadak adalah riwayat keluarga kematian dini, masalah kesehatan yang signifikan dari penyakit kardiovaskuler dalam keluarga dekat, yang lebih muda dari 50 tahun.

Sementara riwayat pribadi meliputi pernah mengalami nyeri pada dada, khususnya apabila gejala-gejala tersebut muncul karena dipicu oleh aktivitas olahraga yang dilakukan si atlet, sesak napas yang berlebihan atau kelelahan selama latihan. Sejarah  pribadi dari penyakit jantung bawaan hipertensi, palpitasi juga harus diperhatikan.

Umur manusia siapa tahu, tetapi kalau memang masih bisa dicegah, sebaiknya semua lelaki yang mau main futsal, tenis, bulu tangkis, karate, dan lain-lain olah raga berstressor tinggi dan bersifat kompetitif sebaiknya memeriksakan diri ke dokter jantung dan dilakukan echocardiography, menilai apakah jantungnya masih dapat menanggung beban yang mendadak tinggi secara tidak beraturan saat berolah raga sejenis futsal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar